Minggu, 27 Desember 2015

Budidaya Buncis

A.    Budidaya Buncis


Buncis atau Phaseolus vulgaris merupakan sayuran buah yang termasuk kedalam kelompok leguminosa. Budidaya buncis cocok dilakukan di dataran sedang hingga tinggi. Ketinggian ideal bagi tanaman ini adalah 1000-1500 meter dari permukaan laut dengan suhu 20-25oC. Namun, budidaya buncis masih bisa dilakukan di dataran rendah hingga 400 meter dari permukaan laut.
Budidaya buncis memerlukan cahaya matahari yang banyak dengan curah hujan sedang. Tanaman ini cocok dibudidayakan diakhir

musim hujan dan awal kemarau. Buncis juga peka terhadap genangan air sehingga drainase lahan harus benar-benar diperhatikan.
Di Indonesia terdapat dua tipe tanaman buncis. Ada yang tumbuhnya merambat dan tegak. Buncis yang merambat bisa memiliki ketinggian hingga 2 meter dan mudah rebah. Oleh karena itu, perlu bantuan lenjeran bambu untuk menopangnya. Sedangkan tipe yang tegak tinggi hanya 60 cm dan tidak memerlukan lenjeran bambu untuk tumbuh. Pada kesempatan kali ini, kami akan menguraikan cara-cara budidaya buncis tipe merambat.
B.     Pengolahan lahan untuk budidaya buncis
Pengolahan lahan untuk budidaya buncis organik sedikit berbeda dengan pengolahan tanah untuk sayuran daun. Pertama-tama tanah dicangkul untuk digemburkan. Campurkan kapur secukupnya apabila kondisi tanah asam. Kemudian buat bedengan selebar 1 meter dengan tinggi 20-30 cm. Jarak antar bedengan 30-40 cm.
Buat lubang tanam pada bedengan membentuk dua baris dengan jarak antar baris 50-60 dan jarak dalam baris 30 cm. Masukkan pupuk kandang atau kompos kedalam lubang-lubang tanam tersebut, kira-kira satu genggaman tangan. Untuk satu hektar tanaman dibutuhkan sekitar 20 ton pupuk kandang atau kompos. Biarkan kompos tersebut selama 1-3 hari.
C.    Penanaman dan Pemeliharaan
Benih yang sudah siap kemudian dimasukkan pada lubang tanam sebanyak 2 biji/lubang. Lakukan penyiraman setiap sore sampai benih tumbuh. Selanjutnya penyiraman bisa disesuaikan dengan kondisi cuaca saat tanam. Setelah itu lakukan pemupukan awal dengan dosis pupuk kandang 15 ton/hektar, TSP 250 kg /hektar, dan KCl 250 kg /hektar. Kemudian dilakukan pemupukan lanjut dengan pupuk urea dan ZA dengan komposisi 1:2 sebanyak 300 kg/hektar. Pemupukan lanjut diberikan saat usia tanam menginjak 1 dan 3 minggu, masing-masing diberikan setengah dosis. Pemupukan bisa ditaruh dalam lubang sedalam 10 cm dengan jarak 10 cm dari tanaman buncis, kemudian tutup kembali dengan tanah. Lakukan juga penyulaman pada bibit yang tidak tumbuhsebelum 7-10 hari pasca tanam. Cek secara berkala dan lakukan penyiangan saat sebelum pemupukan dan saat gulma sudah terlalu lebat. Perhatikan kondisi tanaman dan hindarkan dari hama serta penyakit yang mampu merusak tanaman. Gunakan pestisida yang tepat sesuai dosisnya. Untuk rambatan buncis kita bisa menggunakan alternatif lain seperti menggunakan tali rapia dan bambu sebagai tiang rapia. Karena tanaman buncis sangat rentan dengan penyakit maka kita perlu lebih teliti dalam pemeliharaannya. Kita bisa mengontrol keadaan tanaman buncis kita antara satu minggu dua kali.


D.    HAMA DAN PENYAKIT
A. HAMA
1. Kumbang Daun
Gejalanya daun kelihatan berlubang-lubang bahkan kadang-kadang tinggal kerangka atau tulang-tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil-kecil.Pengendaliannya : Bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya maka dapat langsung dibunuh dengan tangan. Atau dapat juga diberantas dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5-3 cc/l air atau 300-6001 larutan setiap hektar.
2. Penggerek polong
Gejalanya : polong yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Akan tetapi, kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman buncis.Pengendalian : Dilakukan dengan tanam serentak, usahakan pula tidak ada tanaman inang disekitar tanaman buncis, misalnya tanman orok-orok perlu juga dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
3. Lalat kacang
Gejalanya : Daun berlubang-lubang dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang membengkok/pecah kemudian tanaman menjadi layu,berubah kuning, dan akhirnya mati yang masih muda. Apabila tidak mati maka tumbuhnya kerdil sehingga produksinya sedikit.Pengendalian : Setelah biji buncis ditanam sebaiknya segera diberi penutup jerami daun pisang, penanaman dilakukan secara serentak. Bila tanaman sudah terserang secara berat maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah, apabila erangan belum terlalu berat maka segeralah diberi insektisida.
4. Kutu daun
Gejala akan lebih jelas terlihat pada tanaman-tanaman yang masih muda. Bila serangannya hebat, maka pertumbuhannya Menjadi kerdil dan batang memutar (mimilin). Daunnya menjadi keriting dan kadang berwarna kuning.Pengendaliannya dengan cara memasukkan musuh alaminya yaitu lembing, lalat dan jenis dari Coccoinellidae, atau dengan menggunakan insektisida Orthene 75 Sp.5. Ulat jengkal semuGejalanya dibawah daun terdapat telur yang bergerombol. Setelah menetas ulatnya akan memakan daun-daun baik yang muda maupun yang tua. Daun menjadi berlubang bahkan dapat habis sama sekali. Akibatnya, tanaman menjadi kerdil karena tidak sempurna melakukan fotosintetis.Pengendaliannya : dapat dibunuh satu persatu atau dengan sanitasi, yaitu membersihkan gulma-gulma yang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian hama tersebut. Bisa juga dengan menggunakan insektisida Hotathion 40Ec.6. Ulat penggulung daunGejalanya daun kelihatan seperti menggulung dan terdapat ulat yang dilindungi oleh benang sutera dan kotoran. Polongnya sering pula ikut direkatkan bersama-sama dengan daunnya. Daun juga nampak berlubang-lubang bekas gigitan dari tepi sampai ketulang utama, hingga habis hanya tinggal urat-uratnya saja.Pengendaliannya : sebaiknya daun yang terkena segera dibuang atau dibakar, apabila masih ada serangan maka dilakukan penyemperotan dengan insektisida. Insektisidanya yaitu Azodrin 15 WSC.

B. PENYAKIT
1. Penyakit Antraknosa.Gejala :
- Polong Buncis muda terdapat bercak-bercak kecil dengan bagian tepi warna coklat karat dengan warna kenerah-merahan. Bentuknya tidak beraturan antara yang satu dengan yang lain, bila udara lembab akan terdapat spora yang berwarna kemerah-merahan.
- Pengendaliannya :Sebaiknya dipilih bibit yang benar-benar bebas dari penyakit atau dapat juga dengan merendam benih dalam fungisida Agrosid 50SD sebelum ditanam. Dengan penyemperotan fungisida Delsene Mx200, konsentrasi 1-2 gr/lt air. Juga bisa dengan fingisida Velimek 80WP dengan konsentrasi 2-2,5gr/lt air.
2. Penyakit Embun Tepung
Gejala : Daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan (kelihatan seperti kain beludru).Pengendaliannya :Bagian yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau dibakar. Dapat juga disemprot dengan fungisida Morestan 25WP, konsentrasinya 0,5 - 1 gr/lt air dan volume larutan 1.000 lt/ha.
3. Penyakit Layu
Gejala : Tanaman akan terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendir yang berwarna putih.Pengendaliannya :Dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanah disterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan fungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 - 1/lt air.
4. Penyakit Bercak daun
Gejala : Daun bercak kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning. Akibat lebih parah, daun akan menjadi layu dan berguguran. Bila sampai menyerang polong, maka polong akan bercak kelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan ringan.Pengendaliannya :Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30 menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 - 1 lt/ha. Bisa juga menggunakan Bayleton 250EC, konsentrasi 0,25-0,5 lt/ha.

5. Penyakit Hawar Daun
Gejala : Pertama-tama terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang bagian tengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat kekuningan. Bila serangannya hebat, daun terlihat berwarna kuning, seluruhnya dan akhirnya rontok, gejala tersebut dapat meluas kebatang, sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.Pengendaliannya :Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman benih dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.
6. Penyakit Busuk Lunak
Gejala : Daun bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat menjalar ke seluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbau busuk.
Pengendaliannya :Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang dan di bakar, dapat dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengan konsentrasi 4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.
7. Penyakit Karat
Gejala : Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik dibagian daun sebelah atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi dengan jaringan khlorosis.Pengendaliannya :Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ; Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan dibakar.
8. Penyakit Damping Of
Gejala : Bagian batang bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan khlorofil.Pengendaliannya :Siram tanaman dengan air yang bebas penyakit, media semai yang dipakai juga yang telah disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga menggunakan Antracol 70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volume larutan 600-800 lt/ha.
9. Penyakit Ujung Kriting
Gejala : Daun-daun muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang sudah tua menggulung / melilin.Penegndaliannya :Dengan menanm tanaman yang resisten (tahan penyakit). Apabila tanaman yang sudah terserang penyakit, sebaiknya segera dicabut atau dibakar.

E.     Pemanenan
Setelah 60-70 hari buncis siap dipanen dengan interval panen 4–5 kali panen. Masa produktif buncis bisa mencapai tiga bulan, setelahnya tanaman buncis kurang produktif sehingga harus diganti. Rata-rata hasil panen per hektarnya bisa mencapai 24-40 ton/hektar. Panen terbaik dilakukan setelah 2-3 minggu sejak bunga mekar.


Selamat Mencoba


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More