Selasa, 30 Juli 2013

Cara budidaya timun suri secara organik

Cara budidaya timun suri secara organik
Meskipun nama dan bentuknya mirip mentimun, namun tanaman timun suri ini memiliki sifat yang berkebalikan dengan mentimun. Timun suri tidak termasuk kedalam keluarga timun-timunan, namun justru masuk kedalam keluar labu-labuan seperti melon, semangka dan blewah. Petani mengenal timun suri sebagai tanaman yang bandel karena meskipun hamanya seperti hama pada timun, tapi timun suri jarang menyerah dalam menghadapi hama-hama tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keserampakan dalam pertumbuhan cabang dan tunas batangnya yang cukup banyak dan kokoh. Budidaya timun suri biasanya berkisar sampai 130 HST. Timun suri mengalami puncak permintaannya setiap bulan puasa sebagai sajian untuk berbuka.

Buah timun suri bermanfaat dalam mencegah timbulnya kanker saluran pencernaan. Timun suri kaya akan provitamin A, berfungsi menjaga kesehatan mata dan sebagai antioksidan alami pencegah rusaknya sel tubuh  penyebab penuaan dini. Vitamin C di dalam timun suri juga tinggi, vitamin ini  mampu mencegah timbulnya ganguan penyakit flu dan inveksi karena sifat vitamin C dapat berfungsi sebagai anti virus dan pencegah infeksi. Selain vitamin, mineral esensial seperti kalsium, fosfor dan zat besi juga banyak terdapat di dalam timun suri.

Pengolahan lahan
Cangkul halus tanah yang akan dipakai untuk budidaya timun suri lebih baik ditanam pada tanah datar dan tidak dibuat bedengan. Lalu lakukan pembuatan lubang tanam berukuran 1 x 1 meter, masukkan pupuk kompos ataupun pupukkandang kadalam tiap lubang masing-masing sekita 1 kg. lalu diamkan selama 2 hari.

Penanaman
Penanaman dilakuakn setelah tanah yang diberi pupuk dibiarkan selama 2 hari. Msukkan benih sebanyak 2 biji kedalam setiap lubang tanam lalu kemudian tutup  dan siram secara teratur sampai tanaman tumbuh. Biasanya tanaman tumbuh secara serempak pada 7 HST. Jika ada yang belum tumbuh sampai umur tersebut maka lakukan penyulaman dengan menanam benih timun suri kembali. Benih timun suri biasanya dipakai minimal 1 tahun setelah diproduksi, kekuatannya tergantung pada perawatan dan penyimpanan benih, biasanya benih maksimal bisa digunakan sampai ia berumur 1,5 tahun. Cara pembuatan benih untuk budidaya timun suri sama dengan pembuatan benih pada timun. Umur benih yang baik adalah minimal sekitar 100 hari, caranya dengan memilih buah yang sudah tua yakni yang sudah terlepas dari pangkal batangnya.

Perawatan
Pada umur 7 HST juga lakukan penyiangan, namun jika tanaman sudah tua dan berbuah tanama ini malah mampu bersaing dengan gulma, bahkan jika sudah berbuah, gulma ini menguntungkan karena menjadi alas antara buah dengan tanah. Karena apabila timun suri sudah berbuah, setiap buah yang membesar sebaiknya dialasai dan tidak berhubungan langsung dengan tanah untuk menghindari buah dimakan cacing dan hewan hewan yang berasal dari dalam tanah. Timun suri merupakan tanaman yang bandel dan tahan kekeringan. Untuk itu penanganannya tidak terlalu sulit dan tidak perlu disiram secara rutin.

Panen
Umur 100 HST, timun suri sudah bisa mulai dipanen. Panen biasanya dilakukan sampai tanaman berusia 130 HST. Panen dilakukan dengan cara mengecek buah yang sudah lepas dari tangkainya. Biasanya panen dilakukan sampai 10 x pengambilan. Lakukan pencucian, sortasi dan pengkelasan lalu packing untuk dijual ke pasar ataupun kerumah-rumah.

sumber: http://www.alamtani.com

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More